STRATIFIKASI SOSIAL
A.
Dasar
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi
karena adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat.
Sepanjang masyarakat memberikan penghargaan terhadap sesuatu
yang dianggap lebih, maka stratifikasi sosial di masyarakat
tetap akan ada. Sesuatu yang dipandang berharga, antara lain:
1.
Uang.
2.
Tanah.
3.
Benda-benda bernilai ekonomis.
4.
Kekuasaan.
5.
Ilmu pengetahuan.
6.
Keturunan
7.
Pekerjaan.
8.
Kesalehan dalam agama.
Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial
dalam masyarakat didasari oleh beberapa kriteria berikut ini:
1.
Ukuran kekayaan
Mereka yang memiliki kekayaan paling banyak
termasuk dalam golongan lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki
dapat dilihat dari bentuk dan model rumah, mobil pribadinya,
cara berpakaian, cara berbelanja, dan tempat makan.
2.
Ukuran kekuasaan
Mereka yang memiliki kekuasaan atau
wewenang terbesar akan menempati lapisan atas.
3.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan
dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati dalam
masyarakat akan menempati lapisan sosial tertinggi. Ukuran kekuasaan
banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional,
orang yang dihormati adalah golongan tua atau mereka yang
pernah berjasa.
4.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran
stratifikasi sosial pada masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Ukuran untuk menentukan lapisan sosial masyarakat
di atas bukanlah ukuran mutlak yang tidak bisa berubah. Masih ada
ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan stratifikasi
sosial seseorang dalam masyarakat.
Adapun dasar yang bisa digunakan untuk
menggolongkan suatu masyarakat dalam sebuah pelapisan sosial antara lain
sebagai berikut:
a. Kekayaan (capital). Wujud kekayaan dilihat dari
kepemilikan harta benda. Semakin banyak kepemilikan harta benda maka seseorang
akan menempati posisi yang tinggi.
b. Kekuasaan (power). Dilihat dari kepemilikan kekuasaan
atau wewenang. Kekuasaan yang besar bisa menghantarkan seseorang pada kedudukan
yang tinggi.
c. Kehormatan (privilege). Seseorang dapat
menempati posisi tinggi dalam lapisan sosial masyarakat bila ia sangat
dihormati atau disegani.
d. Ilmu Pengetahuan (science). Seseorang yang
memiliki level pengetahuan yang tinggi akan bisa menempati posisi yang tinggi.
Menurut Macionis ada empat prinsip dasar
stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
1. Stratifikasi sosial adalah ciri khas dari
masyarakat dan bukan sekedar refleksi dari perbedaan individu. Warga masyarakat
industri melihat posisi sosial seseorang sebagai cerminan bakat pribadi dan
usaha masing-masing individu. Banyaknya penumpang kelas 1 dari kapal Titanic
yang selamat (ketika kapal pesiar itu tenggelam) bukan karena mereka lebih
cerdas dan lebih mampu berenang dari pada penumpang kelas 2 dan 3 melainkan
karena mereka lebih mampu membayar harga tinggi sehingga berada dalam posisi
yang lebih istimewa dan aman dalam kapal.
2. Stratifikasi sosial bertahan dari generasi ke
generasi.Ketidak samaan sosial bertahan dari waktu ke waktu. Dalam setiap
masyarakat, setiap orang tua menganugerahkan kedudukan sosial kepada
anaknya, sehingga pola ketidaksamaan tetap bertahan dari generasi kegenerasi
berikutnya.
3. Stratifikasi sosial bersifat universal namun
juga bervariasi. Dikalangan masyarakat berteknologi rendah pembedaan sosial
sangat sedikit dan hanya didasarkan pada usia dan jenis kelamin. Dengan
perkembangan teknologi, masyarakatpun mengembangkan sistem pembagian produksi
yang lebih kompleks dan kaku, sehingga struktur sosial masyarakat turut
berubah.
4. Stratifikasi sosial mencakup ketidaksamaan dan
kepercayaan-kepercayaan. Setiap sistem ketidaksamaan memberikan keistimewaan
kepada beberapa orang, kemudian mengeluarkan ketentuan bahwa pengaturan
tersebut adil. Orang yang memiliki keistimewaan sosial paling besar cenderung
mendukung sistem sosial yang ada, sementara yang berada dilapisan bawah
cenderung mendorong terjadinya perubahan.
B.
Sifat-sifat Stratifikasi Sosial
Sifat-sifat
stratifikasi social terbagi menjadi tiga, yaitu stratifikasi sosial tertutup,
stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran.
1.
Stratifikasi
sosial tertutup (closed social stratification)
Stratifikasi
tertutup adalah stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertikal. Satu-satunya jalan untuk masuk dalam
stratifikasi ini melalui kelahiran atau keturunan. Wujud nyata dari
stratifikasi ini adalah sistem kasta di Bali. Kaum Sudra tidak dapat pindah
posisi ke lapisan Brahmana. Atau masyarakat rasialis, kulit hitam (Negro) yang
dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
2.
Stratifikasi
sosial terbuka (opened social stratification)
Stratifikasi
sosial terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap
anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun
horizontal. Pada umumnya, sistem pelapisan ini, memberikan kesempatan kepada
setiap anggota untuk naik ke strata yang lebih tinggi, atau turun ke strata
yang lebih rendah. Selain itu, sistem pelapisan terbuka memberikan perangsang
lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan
pembangunan masyarakat. Contoh: seorang yang miskin karena usaha dan kerja
keras dapat menjadi kaya, atau sebaliknya.
3.
Stratifikasi
campuran
Stratifikasi
campuran diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan
berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melakukan
perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai
kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun karena sesuatu hal ia pindah ke
Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya memiliki kedudukan rendah
maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
C. Ciri
Adanya Stratifikasi Sosial
Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memiliki ciri-ciri yang
berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketiga ciri
stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan kemampuan anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampun
lebih tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya.
Misalnya: orang kaya tentu mampu membeli mobil mewah, rumah bagus, dan
membiayaipendidikan anaknya sampai jenjang tertinggi. Sementara itu, orang
miskin, harus bejuang keras untuk biaya hidup sehari-hari
2. Perbedaan gaya hidup
Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian, model rumah,
selera makanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, selera seni, cara berbicara,
tata karma pergaulan, hobi (kegemaran), dan lain-lain. Orang yang berasal dari
kelas atas (pejabat tinggi pemerintahan atau pengusaha besar) tentu memiliki
gaya hidup yang berbeda dengan orang kelas bawah. Orang kalangan atas biasanyaberbusana
mahal dan bermerek, berlibur ke luar negeri, bepergian denganmobil mewah atau
naik pesawat, sedangkan orang kalangan bawah cukupberbusana dengan bahan
sederhana, bepergian dengan kendaraan umum, dan berlibur di tempat-tempat
wisata terdekat.
3. Perbedaan hak dan perolehan sumber daya
Hak adalah sesuatu yang dapat diperoleh atau dinikmati
sehubungan dengankedudukan seseorang, sedangkan sumber daya adalah segala
sesuatu yangbermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang. Semakin tinggi
kelas sosialseseorang maka hak yang diperolehnya semakin besar, termasuk
kemampuanuntuk memperoleh sumber daya. Misalnya: hak yang dimiliki oleh
seorangdirektur sebuah perusahaan dengan hak yang dimiliki para karyawan
tentuberbeda. Penghasilannya pun berbeda. Sementara itu, semakin besar
penghasilan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk memperoleh hal-hal
lain.
D. Unsur-unsur
Stratifikasi Sosial
Unsur-unsur dalam stratifikasi sosial adalah
kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur pokok
dalam stratifikasi sosial. Status menunjukkan tempat atau posisi seseorang
dalam masyarakat. Peranan merupakan suatu tingkah laku atau tindakan yang
diharapkan dari seorang individu yang menduduki status tertentu.
1. Kedudukan
(Status)
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang
merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai
aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan
harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang
dalam suatu hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan status seperti
dikatakan oleh Talcott Parsons, yang menyebutkan ada lima kriteria yang
digunakan untuk menentukan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat,
yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.
Status pada dasarnya dibedakan atas status
yang bersifat objektif dan subjektif. Status
yang bersifat objektif disertai dengan hak dan kewajiban yang terlepas dari
individu. Sementara itu, status yang bersifat subjektif adalah status yang
menunjukkan hasil dari penilaian orang lain di mana sumber status yang
berhubungan dengan penilaian orang lain tidak selamanya konsisten untuk
seseorang.
Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa
dalam kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam status, yaitu ascribed
status, achieved status, dan assigned status.
a. Ascribed status
Ascribed status adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan
seseorang karena kedudukan tersebut diperoleh berkat kelahiran. Dengan kata
lain, status yang diperoleh dengan sendirinya atau status yang diperoleh tanpa inisiatif sendiri. Status ini dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
- Kelahiran
Pada umumnya ascribed status berdasarkan kelahiran ini terdapat pada
masyarakat dengan sistem pelapisan sosial yang tertutup. Misalnya, pada
masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat diskriminasi sosial.
Misalnya, kedudukan seorang anak raja adalah bangsawan juga.
- Jenis kelamin
Status berdasarkan jenis
kelamin dalam masyarakatterdiri atas laki-laki dan perempuan.
- Umur atau usia
Menurut umur, status dibedakan atas muda, sedang dan tua.
- Anggota keluarga
Status dalam keluarga terdiri atas ayah, ibu,
dan anak
b. Achieved status
Achieved
status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha sendiri.
Kedudukan ini misalnya setiap orang dapat menjadi hakim, dokter, jika memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu seperti telah menempuh pendidikan kehakiman
dan kedokteran.
c. Assigned status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang
karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi
status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya: gelar-gelar seperti
pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.
2.
Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau
status. Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan sebagai perilaku yang
diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak
ada peranan tanpa status, dan tidak ada status tanpa peranan.
Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat
merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada tiga
hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan
dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang
dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c.
Peranan merupakan perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Peran dapat membimbing seseorang dalam berperilaku. Adapun fungsi peran
adalah sebagai berikut:
a. Memberi arah pada proses
sosialisasi.
b. Pewarisan tradisi,
kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan.
c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.
d. Menghidupkan sistem
pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan mereka.
Setiap manusia
memiliki status atau kedudukan dan peranan sosial tertentu sesuai dengan
struktur sosial dan pola-pola pergaulan hidup di masyarakat. Dalam setiap
struktur, ia memiliki kedudukan dan menjalankan peranannya sesuai dengan
kedudukannya tersebut. Kedudukan dan peranan mencakup tiap-tiap unsur dan
struktur sosial. Jadi, kedudukan menentukan peran, dan peran menentukan perbuatan
(perilaku). Dengan kata lain, kedudukan dan peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat, serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
masyarakat kepadanya. Semakin banyak kedudukan dan peranan seseorang, semakin
beragam pula interaksinya dengan orang lain. Interaksi seseorang berada dalam
struktur hierarki, sedangkan peranannya berada dalam setiap unsur-unsur social
tadi. Jadi hubungan antara status dan peranan adalah bahwa status atau
kedudukan merupakan posisi seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan
merupakan perilaku aktual dari status.
3.
Kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor yang menimbulkan terbentuknya kelompok adalah kedekatan dan juga kesamaan.
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor yang menimbulkan terbentuknya kelompok adalah kedekatan dan juga kesamaan.
4.
Lembaga
Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan yang dianggap penting oleh masyarakat. Lembaga memiliki ciri-ciri, ciri-ciri lembaga menurut Gillin & Gillin, yaitu:
Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan yang dianggap penting oleh masyarakat. Lembaga memiliki ciri-ciri, ciri-ciri lembaga menurut Gillin & Gillin, yaitu:
a.
Pola
pemikiran dan perilaku terwujud dalam aktifitas masyarakat.
b.
Mempunyai
tingkat kekebalan tertentu.
c.
Memiliki
satu atau lebih tujuan.
d.
Ada
alat kelengkapan untuk mencapai tujuannya.
e. Memiliki
lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga.
f.
Memiliki
tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.
5.
Organisasi
social
Organisasi
adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran berinteraksi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Berdasarkan
sifat resmi atau tidaknya, dikenal dua macam organisasi:
a.
Organisasi
formal: berbadan hukum.
b.
Organisasi
informal: tidak berbadan hukum.
kami mempunyai artikel yg lebih lengkap tentang Pengertian dan Contoh Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli yg bisa Anda lihat disini :
BalasHapusPengertian dan Contoh Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli
juga lengkap dengan daftar pustakanya.. :)