MASYARAKAT DESA
dan KOTA
A. Pengertian
Masyarakat Perkotaan
Arti masyarakat
perkotaan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Secara umum, masyarakat
perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya
rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya
masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan
sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam
jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif
ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal
serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena
adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak
semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.
B.
Pengertian Masyarakat Pedesaan
Menurut Sutardjo Kartohadikusuma adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau persatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam
hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan
menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Secara umum, masyarakat pedesaan lebih
bersosialisasi dengan kepribadian yang sederhana. Masyarakat pedesaan itu lebih
bisa bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka hampir
hafal semua penduduk yang tinggal di desa. Masyarakat pedesaan juga sangat
ramah terhadap orang asing yang belum dikenalnya. Untuk kepribadian, masyarakat
pedesaan lebih terkesan santai karena kerjanya tidak terlalu berat seperti
masyarakat perkotaan. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip
kerukunan dan bersifat horizontal serta mementingkan kebersamaan. Pola
solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan
kemasyarakatan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu
masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa
nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu,
sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di
jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini
ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya
mereka yang bersifat umum:
1. Sederhana.
2. Mudah curiga.
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya.
4. Mempunyai sifat kekeluargaan.
5. Lugas atau berbicara apa adanya.
6. Tertutup dalam hal keuangan mereka.
8. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap
masyarakat kota.
9. Menghargai orang lain.
10. Demokratis dan religious.
11. Jika berjanji, akan selalu diingat.
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat
sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara
sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap
digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat
perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding
kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai
urban community.
C.
Perbedaan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa
Perbedaan dari masyarakat kota dan masyarakat
desa, yaitu:
1. Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam:
masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di
daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh
kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang
kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan
atau mata pencaharian: pada umumnya mata pencaharian di daerah
pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian
berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3.
Ukuran komunitas: komunitas pedesaan biasanya
lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan penduduk: penduduk desa kepadatannya
lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota, kepadatan penduduk
suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan klasifikasi dari kota itu
sendiri.
5. Homogenitas dan heterogenitas: homogenitas atau
persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat
dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari
orang-orang degan macam-macam perilaku dan juga bahasa, penduduk di kota lebih
heterogen.
6. Diferensiasi sosial: keadaan heterogen dari
penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi
Sosial.
7. Pelapisan sosial: kelas sosial di dalam
masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas
yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua
tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
D.
Ciri masyarakat Kota dan Desa
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat
kota yaitu:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan
hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2. Di kota-kota, kehidupan keluarga sering sukar
untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
3.
Jalan pikiran rasional yang dianut oleh
masyarkat perkotaan.
4. Interaksi-interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Ada beberapa ciri yang mencolok pada masyarakat
pedesaan, yaitu:
1. Kehidupan keagamaan sangat erat dalam diri
masyarakat pedesaan.
2. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal
antara ribuan jiwa.
3.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi oleh alam seperti: iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan.
5.
Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat.
6. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal
mata pencarian, agama, adat istiadat dan sebagainya.
7.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan.
Hal tersebutlah yang membedakan antara
karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak
orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan,
sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari
kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
Disamping itu, masyarakat perkotaan dan
masyarakat pedesaan saling berhubungan. Masyarakat perkotaan dan masyarakat
pedesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat,
bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan
seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga
kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota, misalnya saja buruh bangunan
dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya
atau jembatan dan tukang becak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar