Minggu, 10 Mei 2015

Makalah Perkembangan Pada Masa Nifas

MAKALAH
PERKEMBANGAN PADA MASA NIFAS

LOGO UNRIYO (1).png

Disusun oleh :
1.     Desty Octhavia Yulianthy                                 (14140067)
2.     Nurfitasari                                                         (14140069)
3.     Dwi Juliani Pratiwi                                            (14140077)
4.     Zulia Jayanty                                                     (14140081)
5.     Endang Turmanah                                             (14140101)
6.     Sella Panji Jayanti                                             (14140102)
7.      Muliati                                                               (14140105)
8.      Karnila                                                              (14140107)
9.      Laras Sugi Handayani                                       (14140108)
10.    Ririn Saputri                                                     (14140109)
11.    Kiki Rizki                                                         (14140112)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2014/2015

BAB
PEMBAHASAN

1.    Pengertian
Masa nifas (puerperium) yaitu dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kurang kebih 6 minggu. Puerperium berasal dari kata puer yang artinya bayi dan dan parous yang berarti melahirkan.

2.   Tujuan
Dalam masa nifas ini, ibu membutuhkan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati, serta merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Mempercepat involusi alat kandungan.
f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkemihan.
h. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

3.    Tahapan-tahapan Masa Nifas
Tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah:
a. Puerperium dini yaitu  masa kepulihan yakni ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, yang berlangsung sekitar 6-8 minggu.
c. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima, atau      bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan apabila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya.

4.    Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a.      Sistem Reproduksi
Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan seluruh alat-alat genitalia ini disebut involusi.
1.   Uterus
     Setelah proses persalinan, berat uterus sekitar 900-1000 gram, dengan tinggi fundus sekitar     2 jari di atas pusat. Bentuk uterus menyerupai buah advokat gepeng, berukuran panjang           sekitar 15 cm, lebar 12 cm, dan tebal sekitar 10 cm dengan keadaan dinding uterus bekas         implantasi plasenta yang lebih tipis dibandingkan dengan bagian dinding uterus lainnya.
    Tinggi fundus uteri (TFU) dan berat uterus menurut masa involusi:
a.    Bayi lahir: TFU setinggi pusat dan beratnya 1000 gram.
b.   1 minggu post partum: TFU pertengahan pusat simfisis dan beratnya 750 gram.
c.    2 minggu post partum: TFU tidak teraba di atas simfisis dan beratnya 500 gram.
d.   6 minggu post partum: normal, uterus tidak teraba dan beratnya 50 gram.
e.    8 minggu post partum: normal seperti sebelum hamil dan beratnya 30 gram.
Berat uterus ibu yang pernah melahirkan akan berbeda dengan berat uterus wanita yang belum pernah hamil.

2.    Serviks dan Vagina
 Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

3.     Pengeluaran Lochea
    Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan akan keluar bersamaan dengan sisa cairan. Campuran antara darah dengan desidua tersebut dinamakan lochea, yang biasanya berwarna merah muda dan putih pucat. Lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret mikroskopik lochea terdiri dari eritrosit, peluruhan desidua, sel epitel dan bakteri. Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, di antaranya:
a.       Lochea rubra/merah
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa post partum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobeken/luka pada plasenta dan serabut dari desisua dan korion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, dan sisa darah.
b.      Lochea serosa
Lochea ini muncuk pada hari kelima sampai hari kesembilan masa post parum. Warnanya biasanya kekuningan/kecoklatan. Lochea ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
c.       Lochea alba
Lochea ini muncul lebih dari hari kesepuluh post partum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut jaringan yang mati.
      
      b. Sistem Pencernaan
      Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu               melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,                   pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan(dehidrasi), kurang makan, hemoroid,         dan laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet/makanan             yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam           waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan           obat lain.

c. Sistem Perkemihan
      Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai hari kelima setelah persalinan. Jumlah     urin yang keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya. Hal ini diperkirakan merupakan salah satu         cara untuk menghilangkan peningkatan cairan ekstrakulikuler yang merupakan bagian normal dari     kehamilan. Selain itu, juga didapati adanya keringat yang banyak pada beberapa hari pertama             setelah persalinan. Perubahan kandung kemih selama masa nifas akan meningkatkan insiden   terjadinya infeksi pada saluran kemih. Tanpa terjadinya infeksi pada saluran kemih anatara lain           adalah rasa nyeri saat berkemih.

4    d. Sistem Musculoskeletal
Ligament, fasia, dan diafragma pelvis secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi kendur. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan. Dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan.

5    e. Sistem Endokrin
Selama masa nifas terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:
1.      Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai persediaan dalam pemenuhan ASI pada hari ke-3 potpartum.
2.      Hormon Pituitari
Hormon pituitary antara lain: hormone prolaktin, FSH, dan LH. Hormon prolaktin meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3.      Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosis berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.

6    f. Tanda-tanda Vital
1.      Tekanan Darah
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi berubah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya preeklamsia post partum.
2.      Suhu Tubuh
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5°C dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan, maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan pada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksei pada endometrium, mastitis,traktus genitalis, ataupun sistem lain. Apalia kenaikan suhu diatas 38°C, waspada terhadap infeksi post partum.
3.      Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
4.      Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.

      g. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi dieresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah  kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan pengamanan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.

h. Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta factor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bias naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

5.    Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
a.  Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
b. Respon dan dukungan dari keluarga dan melahirkan sebelumnya.
c. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
d. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.

Tahapan adaptasi psikologis masa nifas menurut Reva Rubin:
a. Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b. Fase Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
c. Fase Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan berkurangnya hai ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:
a.       Fisik: istirahat, asupan gizi, dan lingkungan bersih.
b.      Psikologi: dukungan dari keluarga sangat diperlukan.
c.       Sosial: perhatian, kasih sayang, menghibur ibu saat sedih, dan menemani ibu saat merasa kesepian.
d.      Psikososial.

6    Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
    1.       Nutrisi dan Cairan
           Ibu nifas dianjurkan untuk:
a.       Makan dengan diet seimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
b.      Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, dan tahun kedua 400 kalori.
c.       Mengkonsumsi tablet besi 1 tablet tiap hari selama 40 hari.
d.      Mengkonsumsi vitamin A 200000 iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan pertama kehidupan bayibergantung pada vitamin A yang terkandung dalam ASI.
2.      Ambulasi
    Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu nifas sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan ambulasi dini sebagai berikut:
a.       Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
b.      Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
c.       Kemungkinan ibu merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit.
    3.       Kebersihan Diri dan Bayi
a.       Kebersihan diri
Ibu nifas dianjurkan untuk:
1.      Menjaga kebersihan seluruh tubuh.
2.      Membersihkan daerah kelamin bagian luar dengan sabun dan air.
3.      Mengganti pembalut setiap mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 supaya ganti pembalut.
4.      Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh daerah genitalia.
5.      Tidak sering menyentuh luka episiotomi dan laserasi.
b.      Kebersihan bayi
Hal-hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap terjaga kebersihannya:
1.      Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah hipotermi.
2.      Mandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore.
3.      Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah atau kotor karena BAB/BAK.
4.      Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan kering.
5.      Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat.
6.      Menjaga peralatan yang dipakai bayi agar selalu bersih.
                4.     Istirahat dan Tidur
           Anjurkan ibu untuk:
a.       Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
b.      Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c.       Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan.
d.      Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat:
a.       Mengurangi jumlah ASI.
b.      Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.
c.       Depresi.
     5.   Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederet gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam nifas memiliki tujuan sebagai berikut:
a.       Membantu mempercepat pemulihan ibu.
b.      Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat kandungan.
c.      Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut, dan perineum terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
d.      Memperlancar pengeluaran lokhea.
e.       Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan.
f.       Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.
g.      Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli, trombosia, dll.
6.   Hubungan Seks dan KB
a.       Hubungan Seks
Yang harus diperhatikan ibu nifas antara lain:
1.      Aman setelah darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
2.      Ada kepercayaan/budaya yang memperbolehkan melakukan hubungan seks setelah 40 hari atau 6 minggu.
b.      Keluarga Berencana
Yang harus diperhatikan ibu nifas, antara lain:
1.      Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah dua tahun.
2.      Ibu mengalami involusi selama menyusui eksklusif dan ibu belum mendapatkan haid.
3.      Meskipun setiap kontrasepsi beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman.
4.      Jelaskan pada ibu berbagai metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui.
5. Jangan menganjurkan metode hormonal, khususnya kombinasi oral (estrogen-progesteron) kurang dari 6 minggu pasca persalinan.
          7.   Eliminasi
               a.       Buang Air Kecil (BAK)
1.      Dalam enam jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan.
2.      Urin dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan.
3.      Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.
b.      Buang Air Besar (BAB)
1.      BAB Biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena diet cairan, obat-obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit.
2.      Bila lebih dari 3 hari belum BAB bisa diberikan obet pelancar BAB.
3.      Ambulasi dini dan teratur akan membantu Dallam regulasi BAB.
4.      Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat sangat dianjurkan.
          8.   Laktasi
               Hal-hal yang perlu diperhatikan ibu nifas, antara lain:
a.       Menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit setelah bayi disusukan.
b.      Ajarkan cara menyusu yang benar.
c.       Memberikan ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan lain (ASI eksklusif).
d.      Menyusui tanpa dijadwal, sesuka bayi (on demand).
e.   Di luar menyusui jangan memberikan dot/kempeng pada bayi, tapi berikan ASI dengan sendok.
f.  Penyapihan bertahap meningkatkan frekuensi makanan dan menurunkan frekuensi pemberian ASI.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
http://munabarakati.blogspot.com/2014/11/makalah-masa-nifas.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar