MAKALAH
PERKEMBANGAN
PADA MASA NIFAS

Disusun
oleh :
1. Desty
Octhavia Yulianthy (14140067)
2. Nurfitasari (14140069)
3. Dwi
Juliani Pratiwi (14140077)
4. Zulia
Jayanty (14140081)
5. Endang
Turmanah (14140101)
6. Sella
Panji Jayanti (14140102)
7. Muliati (14140105)
8. Karnila (14140107)
9. Laras
Sugi Handayani (14140108)
10. Ririn Saputri (14140109)
11. Kiki Rizki (14140112)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2014/2015
BAB
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) yaitu dimulainya setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas ini berlangsung selama kurang kebih 6 minggu. Puerperium berasal dari
kata puer yang artinya bayi dan dan parous yang berarti melahirkan.
2. Tujuan
Dalam masa nifas ini, ibu membutuhkan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
Dalam masa nifas ini, ibu membutuhkan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati, serta merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, dan perawatan bayi
sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Mempercepat involusi alat kandungan.
f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkemihan.
h. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
3. Tahapan-tahapan Masa Nifas
Tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah:
a. Puerperium dini yaitu
masa kepulihan yakni ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerperium intermedial
yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, yang berlangsung sekitar
6-8 minggu.
c. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima,
atau bisa juga berminggu-minggu,
bulanan, bahkan tahunan apabila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya.
4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
a.
Sistem Reproduksi
Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan seluruh alat-alat genitalia
ini disebut involusi.
1. Uterus
Setelah
proses persalinan, berat uterus sekitar 900-1000 gram, dengan tinggi fundus
sekitar 2 jari di atas pusat. Bentuk uterus menyerupai buah advokat gepeng,
berukuran panjang sekitar 15 cm, lebar 12 cm, dan tebal sekitar 10 cm dengan
keadaan dinding uterus bekas implantasi plasenta yang lebih tipis dibandingkan
dengan bagian dinding uterus lainnya.
Tinggi
fundus uteri (TFU) dan berat uterus menurut masa involusi:
a.
Bayi lahir: TFU setinggi
pusat dan beratnya 1000 gram.
b.
1 minggu post partum: TFU
pertengahan pusat simfisis dan beratnya 750 gram.
c.
2 minggu post partum: TFU
tidak teraba di atas simfisis dan beratnya 500 gram.
d.
6 minggu post partum:
normal, uterus tidak teraba dan beratnya 50 gram.
e.
8 minggu post partum:
normal seperti sebelum hamil dan beratnya 30 gram.
Berat uterus ibu yang pernah melahirkan akan berbeda
dengan berat uterus wanita yang belum pernah hamil.
2. Serviks dan Vagina
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah
6 minggu persalinan serviks menutup. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
3. Pengeluaran Lochea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan
akan keluar bersamaan dengan sisa cairan. Campuran antara darah dengan desidua
tersebut dinamakan lochea, yang biasanya berwarna merah muda dan putih pucat.
Lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Secret mikroskopik lochea terdiri dari
eritrosit, peluruhan desidua, sel epitel dan bakteri. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan
waktu dan warnanya, di antaranya:
a. Lochea rubra/merah
Lochea ini muncul
pada hari pertama sampai hari ketiga masa post partum. Sesuai dengan namanya,
warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobeken/luka pada plasenta
dan serabut dari desisua dan korion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa,
rambut lanugo, sisa mekonium, dan sisa darah.
b.
Lochea serosa
Lochea ini muncuk
pada hari kelima sampai hari kesembilan masa post parum. Warnanya biasanya
kekuningan/kecoklatan. Lochea ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
c.
Lochea alba
Lochea ini muncul lebih
dari hari kesepuluh post partum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, dan
lebih banyak mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut jaringan
yang mati.
b. Sistem Pencernaan
Biasanya
ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan(dehidrasi),
kurang makan, hemoroid, dan laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3
hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat lain.
c. Sistem Perkemihan
Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai hari kelima
setelah persalinan. Jumlah urin yang keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya.
Hal ini diperkirakan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan peningkatan
cairan ekstrakulikuler yang merupakan bagian normal dari kehamilan. Selain itu,
juga didapati adanya keringat yang banyak pada beberapa hari pertama setelah
persalinan. Perubahan kandung kemih selama masa nifas akan meningkatkan insiden terjadinya infeksi pada saluran kemih. Tanpa terjadinya infeksi pada saluran
kemih anatara lain adalah rasa nyeri saat berkemih.
4 d. Sistem Musculoskeletal
Ligament,
fasia, dan diafragma pelvis secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi,
karena ligament rotundum menjadi kendur. Stabilisasi secara sempurna terjadi
pada 6-8 minggu setelah persalinan. Dinding abdomen masih lunak dan kendur
untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan.
5 e. Sistem Endokrin
Selama
masa nifas terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan
pada proses tersebut, antara lain:
1. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan
penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan
cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta menyebabkan kadar gula darah
menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan
cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan
sebagai persediaan dalam pemenuhan ASI pada hari ke-3 potpartum.
2. Hormon Pituitari
Hormon pituitary antara lain: hormone
prolaktin, FSH, dan LH. Hormon prolaktin meningkat dengan cepat, pada wanita
tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada
fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi
terjadi.
3. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari
kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan
payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosis berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat
membantu involusi uteri.
6 f. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan Darah
Pasca melahirkan pada kasus normal,
tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi berubah
pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah
tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya preeklamsia post partum.
2. Suhu Tubuh
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih
dari 37,2°C. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5°C dari
keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan, maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4
post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan pada pembentukan
ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksei pada
endometrium, mastitis,traktus genitalis, ataupun sistem lain. Apalia kenaikan suhu
diatas 38°C, waspada terhadap infeksi post partum.
3. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa
60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi
maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada
kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
4. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang
dewasa adalah 16-24 kali per menit. Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
g. Sistem Kardiovaskuler
Setelah
terjadi dieresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume
darah kembali kepada keadaan tidak
hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa
nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah
tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan pengamanan yang cermat dan penekanan pada
ambulasi dini.
h. Sistem Hematologi
Selama
minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
factor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai 15000 selama
persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa post partum.
Jumlah sel darah putih tersebut masih bias naik lagi sampai 25000 atau 30000
tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
5. Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam
beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa
transisi menjadi orang tua.
b. Respon dan dukungan dari keluarga dan melahirkan sebelumnya.
c. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
d. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Tahapan adaptasi psikologis masa nifas menurut Reva Rubin:
a. Fase Taking In
Fase
ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai
hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada
bayinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang
diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah
gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung
menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b. Fase Taking hold
Fase
ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena
sat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
c. Fase Letting Go
Terjadi
setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian
yang diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan
bayi. Ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang
menyebabkan berkurangnya hai ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial.
Hal-hal
yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:
a.
Fisik: istirahat, asupan
gizi, dan lingkungan bersih.
b.
Psikologi: dukungan dari
keluarga sangat diperlukan.
c.
Sosial: perhatian, kasih
sayang, menghibur ibu saat sedih, dan menemani ibu saat merasa kesepian.
d.
Psikososial.
6 Kebutuhan Dasar Ibu
Nifas
1. Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas dianjurkan untuk:
a.
Makan dengan diet seimbang,
cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
b.
Mengkonsumsi makanan
tambahan, nutrisi 800 kalori hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500
kalori, dan tahun kedua 400 kalori.
c.
Mengkonsumsi tablet besi 1
tablet tiap hari selama 40 hari.
d.
Mengkonsumsi vitamin A
200000 iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan
pertama kehidupan bayibergantung pada vitamin A yang terkandung dalam ASI.
2. Ambulasi
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu nifas sudah diperbolehkan
bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan ambulasi dini
sebagai berikut:
a.
Ibu merasa lebih sehat dan
kuat.
b.
Faal usus dan kandung kemih
lebih baik.
c.
Kemungkinan ibu merawat
anaknya selama ibu masih di rumah sakit.
3. Kebersihan Diri dan
Bayi
a.
Kebersihan diri
Ibu nifas
dianjurkan untuk:
1.
Menjaga kebersihan seluruh
tubuh.
2.
Membersihkan daerah kelamin
bagian luar dengan sabun dan air.
3.
Mengganti pembalut setiap
mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 supaya ganti pembalut.
4.
Mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum menyentuh daerah genitalia.
5.
Tidak sering menyentuh luka
episiotomi dan laserasi.
b.
Kebersihan bayi
Hal-hal yang
perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap terjaga kebersihannya:
1.
Memandikan bayi setelah 6
jam untuk mencegah hipotermi.
2.
Mandikan bayi 2 kali sehari
tiap pagi dan sore.
3.
Mengganti pakaian bayi tiap
habis mandi dan tiap kali basah atau kotor karena BAB/BAK.
4.
Menjaga pantat dan daerah
kelamin bayi agar selalu bersih dan kering.
5.
Menjaga tempat tidur bayi
selalu bersih dan hangat.
6.
Menjaga peralatan yang
dipakai bayi agar selalu bersih.
4. Istirahat dan Tidur
Anjurkan ibu untuk:
a.
Istirahat cukup untuk
mengurangi kelelahan.
b.
Tidur siang atau istirahat
selagi bayi tidur.
c.
Kembali ke kegiatan rumah
tangga secara perlahan.
d.
Mengatur kegiatan rumahnya
sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan
malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat:
a.
Mengurangi jumlah ASI.
b.
Memperlambat involusi, yang
akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.
c.
Depresi.
5.
Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak
hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari
sederet gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam
nifas memiliki tujuan sebagai berikut:
a.
Membantu mempercepat
pemulihan ibu.
b.
Mempercepat proses involusi
dan pemulihan fungsi alat kandungan.
c. Membantu memulihkan
kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut, dan perineum terutama otot
yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
d.
Memperlancar pengeluaran
lokhea.
e.
Membantu mengurangi rasa
sakit pada otot-otot setelah melahirkan.
f.
Merelaksasikan otot-otot
yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.
g.
Meminimalisir timbulnya
kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli, trombosia, dll.
6.
Hubungan Seks dan KB
a.
Hubungan Seks
Yang
harus diperhatikan ibu nifas antara lain:
1.
Aman setelah darah merah
berhenti, dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri.
2.
Ada kepercayaan/budaya yang
memperbolehkan melakukan hubungan seks setelah 40 hari atau 6 minggu.
b.
Keluarga Berencana
Yang
harus diperhatikan ibu nifas, antara lain:
1.
Idealnya setelah melahirkan
boleh hamil lagi setelah dua tahun.
2.
Ibu mengalami involusi
selama menyusui eksklusif dan ibu belum mendapatkan haid.
3.
Meskipun setiap kontrasepsi
beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman.
4.
Jelaskan pada ibu berbagai
metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui.
5. Jangan menganjurkan metode
hormonal, khususnya kombinasi oral (estrogen-progesteron) kurang dari 6 minggu
pasca persalinan.
7. Eliminasi
a.
Buang Air Kecil (BAK)
1.
Dalam enam jam ibu nifas
harus sudah bisa BAK spontan.
2.
Urin dalam jumlah yang
banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan.
3.
Ureter yang berdilatasi
akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.
b.
Buang Air Besar (BAB)
1.
BAB Biasanya tertunda
selama 2-3 hari, karena diet cairan, obat-obatan analgetik, dan perineum yang
sangat sakit.
2.
Bila lebih dari 3 hari
belum BAB bisa diberikan obet pelancar BAB.
3.
Ambulasi dini dan teratur
akan membantu Dallam regulasi BAB.
4.
Asupan cairan yang adekuat
dan diet tinggi serat sangat dianjurkan.
8. Laktasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan ibu nifas, antara lain:
a.
Menyusui bayi segera
setelah lahir minimal 30 menit setelah bayi disusukan.
b.
Ajarkan cara menyusu yang
benar.
c.
Memberikan ASI secara penuh
6 bulan tanpa makanan lain (ASI eksklusif).
d.
Menyusui tanpa dijadwal,
sesuka bayi (on demand).
e. Di luar menyusui jangan
memberikan dot/kempeng pada bayi, tapi berikan ASI dengan sendok.
f. Penyapihan bertahap
meningkatkan frekuensi makanan dan menurunkan frekuensi pemberian ASI.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambarwati, 2008.
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Saleha, 2009.
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Suherni, 2007.
Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
http://munabarakati.blogspot.com/2014/11/makalah-masa-nifas.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar