Kamis, 14 Mei 2015

Reaksi Wanita Hipermaskulin & Total Pasif dalam Menghadapi Persalinan

REAKSI WANITA HIPERMASKULIN & TOTAL PASIF dalam MENGHADAPI PERSALINAN
1.         Persalinan
Pengertian Persalinan
-       Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 1999:180).
-     Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998:134).
-   Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001:180).
-   Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin  (Sarwono, 1999: 1000).

2.        Reaksi Wanita Hipermaskulin dalam Menghadapi Persalinan
A.       Pengertian Wanita Hipermaskulian
Wanita hipermaskulin adalah wanita yang memiliki sifat yang aktif dan kejantanan. Pada wanita ini, sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan enggan untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki anak. Dia menganggap bahwa anak dapat menghambat pekerjaan dan karirnya.

B.       Reaksi Wanita Hipermaskulin
Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin adalah selalu diikuti perasaan bahwa dia sangat berharap dan mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa dia juga tidak suka mendapatkan keturunan akibatnya dapat timbul ketidakpercayaan diri pada wanita tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit kepala hebat pada satu sisi saja atau migraine. Ketika wanita hipermaskulin mengetahui dirinya hamil, pertama kali akan timbul konflik batin. Dia merasa seperti bermimpi. Emosi-emosi negatif akan mengikuti wanita ini. Akibatnya timbul rasa khawatir dan kecemasan yang berlebihan.

C.       Kecemasan yang Dirasakan Wanita Hipermaskulin
Kecemasan-kecemasan yang dirasakan diantaranya, yaitu:
1.      Bayi yang lahir nanti dapat menghalangi kebahagiaannya.
2.      Bayi itu akan menghambat karier dan mengurangi eksistensinya dalam pekerjaan.
3.      Tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa merawat bayi.
4.      Bakat dan kemampuan ibu dapat mati setelah bayi lahir.
5.      Nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah kelahiran bayinya.
6.      Takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan keluarga.

Kecemasan-kecemasan tersebut sebenarnya bersumber dari dirinya sendiri yang mengalami konflik batin antara dorongan feminitas dan maskulinitasnya. Disatu sisi dorongan feminitas mendambakan keturunan sendiri dan secara naluri ingin menjadi ibu tetapi disisi lain ada dorongan maskulinitas yang lebih mengutamakan karier, jabatan, prestasi dan eksistensi diri.

Pada proses persalinan, wanita hipermaskulin akan berjuang mengatasi kecemasan dan ketakutannya tersebut. Kesakitan fisik yang dialami saat proses persalinan misal pada saat timbulnya kontraksi, akan diatasi oleh wanita hipermaskulin dengan usahanya sendiri. Dia akan menganggap bahwa kelahiran bayinya adalah prestasi bagi dirinya sendiri. Tapi kadang kala usaha tersebut muncul secara ekstrim dan cenderung bersifat masculine-agresif. Pada proses persalinan normal hal ini malah berakibat menghambat jalannya persalinan dan dapat mempersulit kelahiran bayi. Pada keadaan selanjutnya wanita ini akan bersifat hiper-pasive, cenderung kurang peduli dan akhiranya membiarkan dokter untuk melakukan operasi untuk melahirkan bayinya.

3.        Reaksi Wanita Total Pasif dalam Menghadapi Persalinan
A.       Pengertian Wanita Total Pasif
Wanita total pasif adalah kebalikan dari hiperaktif, dia tidak terlalu peduli dan mempunyai sifat pasif yang sangat ekstrim. Pada saat kehamilan, wanita ini bahan tidak menyadari apa yang dia alami. Dia merasa tidak bertanggungjawab pada keadaan dirinya dan apapun yang terjadi pada dirinya. Dia hanya merasa di dalam perutnya kebetulan ada janin dan kabetulan perutnya yang ditempati janin itu untuk akhirnya nanti dilahirkan. Dia menganggap bahwa dia tidak bertaggung jawab atas semua ini karena yang harus bertanggung jawab untuk proses kelahiran nanti adalah para dokter atau tenaga kesehatan yang menolongnya. 

B.       Reaksi Wanita Total Pasif
Pada wanita total pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang kehamilannya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan harus bersikap seperti apa. Semua hal tentang kehamilannya dianggap tidak ada gunanya. Suami atau ibunya yang harus mengurus semua ini karena batinnya dapat terganggu kalau dia harus mengurus kehamilannya. Reaksi yang terjadi adalah dia akan mengikuti semua nasehat orang lain. Semua hal yang disarankan orang lain akan selau dilakukan. Fokus wanita total pasif adalah pada usaha mengenyahkan segala kekuatannya dan dia tidak tau-menau ada kesakitan dijasmaniah pada dirinya.

C.       Tingkah Laku Wanita Total Pasif
Tingkah laku wanita total pasif selama kehamilannya sangat khas, yaitu:
1.      Bersikap pasif.
2.      Bergantung pada ibunya.
3.      Menyuruh suami melakukan semua tugasnya.
4.      Tingkah lakunya infantil, kekanak-kanakan.
5.      Penampakan dirinya sebagai gadis kecil yang main boneka.
6.      Merasakan kehamilan dan kelahiran sebagai peristiwa magis yang menakjubkan.
7.      Jika kehamilannya semakin tua wanita ini jadi sangat tidak sabaran dan menjadi semakin pasif, ia banyak mengeluh dan mendesak lingkungannya agar kelahiran bayinya bisa dipercepat.
8.      Sama sekali tidak merasa bertanggung jawab terhadap benda yang ada di rahimnya itu.
9.      Secara tidak sadar merasakan coitus.
10.  Menyerahkan semua tanggung jawab kepada ibunya
11.  Mengharapkan ibunya terus menerus menunggui dirinya di saat hamil dan melahirkan bayinya untuk memberikan atensi pada kelahiran janinnya kelak.

D.       Gangguan Bounding Attachment
Terganggunya ikatan emosional yang dibentuk seseorang dengan bayinya untuk menghasilkan hubungan emosional yang khusus dan penuh toleransi sehingga tidak ada kebutuhan biologis yang fundamental terjadi antara bayi dengan ibunya.

DAFTAR PUSTAKA

http://emayamidwifery.blogspot.com/2012/03/psikologi-masa-persalinan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar