KOMPETENSI & PRAKTIK PROFESIONAL BIDAN
Kompetensi 1 (Pengetahuan umum, keterampilan & perilaku, yang
berhubungan dengan ilmu sosial, kesmas & profesi kesehatan).
Contoh: pada suatu kelompok masyarakat di perkampungan/pedesaan masih
percaya praktik kesehatan tradisional, yaitu mempercayakan proses
persalinan/kelahiran dengan dibantu oleh dukun. Dilihat dari segi kesehatan,
proses persalinan yang dibantu oleh seorang dukun tidak baik alasannya adalah
alat yang digunakan dalam proses persalinan tersebut tidak steril dan jauh dari
kata bersih. Contohnya saat memotong tali pusar dukun menggunakan potongan bambu
sebagai pengganti gunting, akibatnya akan menyebabkan infeksi pada pusar bayi
sehingga memudahkan bayi untuk terkena penyakit. Penyelesaiannya adalah dengan
dilakukan pendekatan kepada masyarakat/ibu hamil/dukun untuk memberikan
pengetahuan berupa pentingnya proses persalinan dengan menggunakan alat-alat
yang steril, sehingga ketika dukun membantu proses persalinan sudah mengetahui
alat-alat steril tersebut sehingga menghindari infeksi pada pusar bayi.
Kompetensi 2 (pra-konsepsi, keluarg berencana, dan ginekologi).
Contoh: bidan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
memakai alat kontrasepsi agar terhindarnya dari satu keluarga yang mempunyai
anak lebih dari 2 orang (keluarga berencana). Pada penyuluhan ini bidan
menjelaskan tentang alat kontrasepsi apa yang bisa digunakan, seperti susuk,
spiral, kondom, dll. Pada dasarnya masyarakat menggunakan alat kontrasepsi
tersebut sesuai keinginan ingin menggunakan alat kontrasepsi yang mana, berapa
lama mereka ingin menggunakannya, dan cocok atau tidaknya alat kontrasepsi yang
dipakai.
Kompetensi 3 (asuhan konseling selama kehamilan).
Contoh: setelah menikah, pasangan suami istri melakukan komunikasi dan
konseling dengan bidan untuk program memiliki anak dalam kurun waktu yang
cepat. Pada saat kehamilan terjadi calon orang tua memeriksakan kandungan 1
bulan sekali dan dimulai pada umur 4 minggu. Saat kehamilan berumur 8-9 bulan,
orang tua bayi harus rutin memeriksakan kehamilan setiap 1-2 minggu sekali.
Dengan memeriksakan kandungan orang tua akan mengetahui perkembangan bayinya
selama berada di kandungan, sehingga orang tua bayi tidak merasa
khawatir/was-was dengan kesehatan sang calon bayi.
Kompetensi
4 (Asuhan Selama Persalinan).
Contoh:
setelah melahirkan bidan memberikan pengetahuan kepada ibu bayi untuk segera memberikan ASI kepada bayinya, tujuannya adalah untuk menjalin kedekatan antara
ibu dan bayi. ASI yang pertama kali keluar atau yang disebut dengan kolostrum
sangat baik manfaatnya bagi bayi, karena mengandung immunoglobulim IgA yang
baik untuk pertahanan tubuh bayi yang berfungsi untuk melawan penyakit. Setelah
disusui bayi sebaiknya diletakkan di atas dada ibu tujuannya adalah untuk
menjalin kontak kulit-mata antara ibu dan bayi.
Kompetensi
5 (Asuhan pada Ibu Nifas & Menyusui).
Contoh:
bidan memberikan pengetahuan kepada calon ibu tentang pendidikan kesehatan
setelah melahirkan (istirahat, nutrisi, personal hygiene). Istirahat sangat
dibutuhkan bagi ibu, karena untuk mengembalikan tenaga ibu pasca melahirkan.
Nutrisi juga sangat dibutuhkan, karena selain dibutuhkan ibu bayi pun sangat membutuhkannya,
apa yang dimakan ibu akan dimakan/diserap oleh calon bayi oleh karena itu ibu
harus memperhatikan pola makan serta nutrisinya. Personal hygiene, bidan
memberi tahu pentingnya perawatan diri calon ibu karena untuk mempertahankan
kesehatan fisik maupun psikis, untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan.
Kompetensi
6 (Asuhan pada Bayi baru Lahir).
Contoh:
bidan memberikan pengetahuan kepada calon ibu tentang imunisasi bayi. Biasanya
imunisasi mulai diberikan kepada bayi saat berumur 1 bulan, imunisasi memiliki
keuntungan tetapi juga memiliki kerugian. Adapun keuntungan dari imunisasi
yaitu memberikan perlindungan tambahan kepada calon bayi, seperti dapat tumbuh
sehat dan tanpa hambatan serta terhindar dari berbagai penyakit. Selain keuntungan
imunisasi juga memiliki kerugian, seperti vaksin haram, efek samping yang
membahayakan, menyebabkan bayi merasa sakit, dll. Jadi, tergantung kepada calon
ibu ingin mengimunisasikan calon bayinya atau tidak, karena pada dasarnya
kekebalan tubuh sudah dimiliki seseorang tergantung bagaimana menjaganya dan
dengan gaya hidup yang baik.
Kompetensi
7 (Asuhan pada Bayi & Balita).
Contoh: bidan memberikan pengetahuan kepada
para ibu tentang menjaga pola makan dan tidur bagi bayinya. Aktivitas
makan dan tidur memiliki peranan yang sangat penting dalam perjalanan tumbuh kembang
bayi. Dengan pengaturan jadwal makan dan pola tidur yang tepat serta
disesuaikan dengan perkembangan usianya, diharapkan bayi dapat memperoleh
manfaat kesehatan secara optimal untuk mendukung pertumbuhannya. Tidak hanya
itu, penerapan jadwal juga akan membantu para ibu untuk mengajarkan disiplin
kepada anak sejak dini. Jadwal makan bayi harus diatur dan diterapkan secara
rutin setiap hari, mulai dari setelah ia bangun di pagi hari hingga malam hari
sebelum tidur. Makanan yang diberikan tentunya harus mengandung berbagai
nutrisi yang dibutuhkan bayi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral serta air. Selain itu, makanan yang disajikan pun hendaknya bervariasi
untuk melatih indera pengecap bayi sekaligus supaya ia tidak merasa bosan,
namun tetap memperhatikan komposisi kandungan nutrisi.
Kompetensi
8 (Kebidanan Komunitas).
Contoh:
bidan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku masyarakat dalam
hal kesehatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebersihan lingkungan merupakan
tanggung jawab masyarakat sekitar lingkungan tersebut sehingga lingkungan
menjadi bersih dan sehat. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan cara mencuci
tangan dengan benar, menjaga kebersihan rumah/lingkungan, menjaga kebersihan
setelah melakukan kontak dengan hewan, dll. Banyak manfaat yang dapat kita
ambil dari menjaga kesehatan seperti, terhindar dari berbagai penyakit,
lingkungan menjadi sejuk, bebas dari polusi udara, air menjadi lebih bersih,
dan lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kompetensi
9 (Asuhan pada Wanita/Ibu dengan Ganggua Reproduksi).
Contoh:
bidan memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya kepada remaja tentang
kesehatan reproduksi. Yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Biasanya remaja lebih takut pada
resiko sosial (antara lain: takut kehilangan keperawanan/ virginitas, takut
hamil di luar nikah karena jadi bahan gunjingan masyarakat) dibanding resiko
seksual, khususnya menyangkut kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya. Padahal
kelompok usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS dan
Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Dalam jangka waktu tertentu, ketika
remaja menjadi ibu hamil maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup
janin yang ada dalam kandungannya. Pada dasarnya, kerentanan perempuan, bukan
hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial dan kultural kurang
berdaya untuk menyuarakan kepentingan/haknya pada pasangan seksualnya demi
keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar