Rabu, 13 Mei 2015

Kompetensi dan Praktik Profesional Bidan

KOMPETENSI & PRAKTIK PROFESIONAL BIDAN

Kompetensi 1 (Pengetahuan umum, keterampilan & perilaku, yang berhubungan dengan ilmu sosial, kesmas & profesi kesehatan).
Contoh: pada suatu kelompok masyarakat di perkampungan/pedesaan masih percaya praktik kesehatan tradisional, yaitu mempercayakan proses persalinan/kelahiran dengan dibantu oleh dukun. Dilihat dari segi kesehatan, proses persalinan yang dibantu oleh seorang dukun tidak baik alasannya adalah alat yang digunakan dalam proses persalinan tersebut tidak steril dan jauh dari kata bersih. Contohnya saat memotong tali pusar dukun menggunakan potongan bambu sebagai pengganti gunting, akibatnya akan menyebabkan infeksi pada pusar bayi sehingga memudahkan bayi untuk terkena penyakit. Penyelesaiannya adalah dengan dilakukan pendekatan kepada masyarakat/ibu hamil/dukun untuk memberikan pengetahuan berupa pentingnya proses persalinan dengan menggunakan alat-alat yang steril, sehingga ketika dukun membantu proses persalinan sudah mengetahui alat-alat steril tersebut sehingga menghindari infeksi pada pusar bayi.

Kompetensi 2 (pra-konsepsi, keluarg berencana, dan ginekologi).
Contoh: bidan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya memakai alat kontrasepsi agar terhindarnya dari satu keluarga yang mempunyai anak lebih dari 2 orang (keluarga berencana). Pada penyuluhan ini bidan menjelaskan tentang alat kontrasepsi apa yang bisa digunakan, seperti susuk, spiral, kondom, dll. Pada dasarnya masyarakat menggunakan alat kontrasepsi tersebut sesuai keinginan ingin menggunakan alat kontrasepsi yang mana, berapa lama mereka ingin menggunakannya, dan cocok atau tidaknya alat kontrasepsi yang dipakai.

Kompetensi 3 (asuhan konseling selama kehamilan).
Contoh: setelah menikah, pasangan suami istri melakukan komunikasi dan konseling dengan bidan untuk program memiliki anak dalam kurun waktu yang cepat. Pada saat kehamilan terjadi calon orang tua memeriksakan kandungan 1 bulan sekali dan dimulai pada umur 4 minggu. Saat kehamilan berumur 8-9 bulan, orang tua bayi harus rutin memeriksakan kehamilan setiap 1-2 minggu sekali. Dengan memeriksakan kandungan orang tua akan mengetahui perkembangan bayinya selama berada di kandungan, sehingga orang tua bayi tidak merasa khawatir/was-was dengan kesehatan sang calon bayi.

Kompetensi 4 (Asuhan Selama Persalinan).
Contoh: setelah melahirkan bidan memberikan pengetahuan kepada ibu bayi untuk segera memberikan ASI kepada bayinya, tujuannya adalah untuk menjalin kedekatan antara ibu dan bayi. ASI yang pertama kali keluar atau yang disebut dengan kolostrum sangat baik manfaatnya bagi bayi, karena mengandung immunoglobulim IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi yang berfungsi untuk melawan penyakit. Setelah disusui bayi sebaiknya diletakkan di atas dada ibu tujuannya adalah untuk menjalin kontak kulit-mata antara ibu dan bayi.

Kompetensi 5 (Asuhan pada Ibu Nifas & Menyusui).
Contoh: bidan memberikan pengetahuan kepada calon ibu tentang pendidikan kesehatan setelah melahirkan (istirahat, nutrisi, personal hygiene). Istirahat sangat dibutuhkan bagi ibu, karena untuk mengembalikan tenaga ibu pasca melahirkan. Nutrisi juga sangat dibutuhkan, karena selain dibutuhkan ibu bayi pun sangat membutuhkannya, apa yang dimakan ibu akan dimakan/diserap oleh calon bayi oleh karena itu ibu harus memperhatikan pola makan serta nutrisinya. Personal hygiene, bidan memberi tahu pentingnya perawatan diri calon ibu karena untuk mempertahankan kesehatan fisik maupun psikis, untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.

Kompetensi 6 (Asuhan pada Bayi baru Lahir).
Contoh: bidan memberikan pengetahuan kepada calon ibu tentang imunisasi bayi. Biasanya imunisasi mulai diberikan kepada bayi saat berumur 1 bulan, imunisasi memiliki keuntungan tetapi juga memiliki kerugian. Adapun keuntungan dari imunisasi yaitu memberikan perlindungan tambahan kepada calon bayi, seperti dapat tumbuh sehat dan tanpa hambatan serta terhindar dari berbagai penyakit. Selain keuntungan imunisasi juga memiliki kerugian, seperti vaksin haram, efek samping yang membahayakan, menyebabkan bayi merasa sakit, dll. Jadi, tergantung kepada calon ibu ingin mengimunisasikan calon bayinya atau tidak, karena pada dasarnya kekebalan tubuh sudah dimiliki seseorang tergantung bagaimana menjaganya dan dengan gaya hidup yang baik.

Kompetensi 7 (Asuhan pada Bayi & Balita).
Contoh: bidan memberikan pengetahuan kepada para ibu tentang menjaga pola makan dan tidur bagi bayinya. Aktivitas makan dan tidur memiliki peranan yang sangat penting dalam perjalanan tumbuh kembang bayi. Dengan pengaturan jadwal makan dan pola tidur yang tepat serta disesuaikan dengan perkembangan usianya, diharapkan bayi dapat memperoleh manfaat kesehatan secara optimal untuk mendukung pertumbuhannya. Tidak hanya itu, penerapan jadwal juga akan membantu para ibu untuk mengajarkan disiplin kepada anak sejak dini. Jadwal makan bayi harus diatur dan diterapkan secara rutin setiap hari, mulai dari setelah ia bangun di pagi hari hingga malam hari sebelum tidur. Makanan yang diberikan tentunya harus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan bayi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta air. Selain itu, makanan yang disajikan pun hendaknya bervariasi untuk melatih indera pengecap bayi sekaligus supaya ia tidak merasa bosan, namun tetap memperhatikan komposisi kandungan nutrisi.

Kompetensi 8 (Kebidanan Komunitas).
Contoh: bidan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku masyarakat dalam hal kesehatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab masyarakat sekitar lingkungan tersebut sehingga lingkungan menjadi bersih dan sehat. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan rumah/lingkungan, menjaga kebersihan setelah melakukan kontak dengan hewan, dll. Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari menjaga kesehatan seperti, terhindar dari berbagai penyakit, lingkungan menjadi sejuk, bebas dari polusi udara, air menjadi lebih bersih, dan lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Kompetensi 9 (Asuhan pada Wanita/Ibu dengan Ganggua Reproduksi).

Contoh: bidan memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya kepada remaja tentang kesehatan reproduksi. Yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Biasanya remaja lebih takut pada resiko sosial (antara lain: takut kehilangan keperawanan/ virginitas, takut hamil di luar nikah karena jadi bahan gunjingan masyarakat) dibanding resiko seksual, khususnya menyangkut kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya. Padahal kelompok usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Dalam jangka waktu tertentu, ketika remaja menjadi ibu hamil maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin yang ada dalam kandungannya. Pada dasarnya, kerentanan perempuan, bukan hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial dan kultural kurang berdaya untuk menyuarakan kepentingan/haknya pada pasangan seksualnya demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar