Rabu, 13 Mei 2015

Kompres Hangat

KOMPRES HANGAT

A. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltik usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.

B. Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah.
2. Menurunkan suhu tubuh.
3. Mengurangi rasa sakit.
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien.
5. Memperlancar pengeluaran eksudat.
6. Merangsang peristaltik usus.

C. Indikasi Pemberian Kompres
1. Klien yang kedinginan.
2. Klien dengan perut kembung.
3. Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian.
4. Spasme otot.
5. Adanya abses, hematoma.
6. Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuta rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah tersebut.
7. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dpat memperparah bengkak yang sudah ada.

D. Pengaruh
Efek dari kompres hangat untuk meningkatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.

E. Penggunaan Kompres Hangat
1. Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukakan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat kompres dingin, pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin dan menjadikan tubuh terasa lebih nyaman.
2. Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah.
3. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada.

F. Metode Kompres hangat
Kompres menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres dengan menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif menurunkan panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak dengan kain kompres dingin akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga menyulitkan pengeluaran panas. Pusat pengatur suhu menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka suhu tubuh butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita justru mengalami peningkatan suhu. Kompres air hangat memiliki beberapa keuntungan, disamping membantu mengurangi rasa dingin, air hangat juga menjadikan tubuh terasa lebih nyaman serta memperbaiki sirkulasi.

G. Mekanisme Tubuh terhadap Kompres Hangat dalam Upaya Menurunkan Suhu Tubuh
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat (berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
                             
H. Kompres Hangat Menggunakan Botol (Kantong) Air Panas
1. Persiapan alat
a. Botol air panas dengan penutupnya.
b. Sarung botol.
c. Air panas dan sebuah thermometer.
d. Bengkok.
e. Sarung tangan.
f. Baki dan alasnya.
g. Tempat sampah basah dan kering.
h. Baskom.
i. Kom.
2. Prosedur kerja
a. Mengukur suhu air. Ikuti praktek institusi tentang penggunaan suhu yang tepat. Suhu yang sering diberikan:
1. 46-52°C untuk orang dewasa normal.
2. 40,5-46°C untuk orang dewasa yang tidak saadar atau yang kondisinya yang lemah.
b. Mengisi sekitar dua pertiga botol dengan air panas.\
c. Mengeluarkan udara dari botol. Udara yang berada di botol akan mencegah botol mengikuti bentuk tubuh yang sedang dikompres.
d. Menutup botol dengan kencang.
e. Membalikkan botol dan memeriksa adanya kebocoran.
f. Mengeringkan botol.
g. Membungkus botol dengan handuk atau sarung botol air panas
h. Meletakkan bantalan pada bagian tubuh dan menggunakan bantal untuk menyangganya jika perlu

I. Kompres Menggunakan Bantalan Akuatermia
1. Persiapan alat
a. Bantalan.
b. Air suling.
c. Unit pengontrol.
d. Sarung.
e. Pengikat kasa atau plester (pilihan).
f. Bengkok.
g. Sarung tangan.
h. Baki dan alasnya.
i. Tempat sampah basah dan kering.
j. Baskom.
k. Kom.
2. Prosedur kerja
a. Mengisi unit dengan air suling sampai memenuhi 2/3 unit. Unit akan menghangatkan air, yang bersirkulasi di bantalan.
b. Mengeluarkan gelembung udaraa, dan fiksasi tutup bantalan.
c. Mengatur suhu pada tombol pengatur jika memang belum diatur. Suhu normal adalah 40,5°C. Periksa instruksi pabrik.
d. Membungkus bantalan dengan sebuah handuk atau sarung bantal.
e. Menyambungkan unit ke aliran listrik.
f. Memeriksa adanya kebocoran atau fungsi bantalan yang tidak benar sebelum digunakan.
g. Menggunakan plester atau pengikat kasa untuk memfiksasi bantalan di tempatnya. Jangan menggunakan peniti, karena dapat mengabitkan kebocoran.
h. Jika terjadi kemerahan atau nyeri yang tidak biasa, hentikan terapi, dan laporkan reaksi klien.

J.  Kompres Menggunakan Bantalan Pemanas Elektrik
1. Persiapan alat
a. Bantalan elektrik dan pengontrolnya.
b. Sarung (gunakan bahan yang kedap air jika memungkinkan bagian bawah bantalan akan menjadi lembab).
c. Pengikat kasa (pilihan).
d. Bengkok.
e. Sarung tangan.
f. Baki dan alasnya.
g. Tempat sampah basah dan kering.
h. Baskom.
i. Kom.
2. Prosedur kerja
a. Memastikan arca  tubuh kering.
b. Memeriksa bahwa bantalan elektrik tersebut berfungsi berada dalam kondisi yang baik. Kawat tidak boleh bercelah dan kabel harus utuh, komponen pemanas tidak boleh terbuka, dan pendistribusian suhu pada bantalan harus rata.
c. Memasang sarung bantalan. Beberapa model memiliki sarung kedap air yang dapat digunakan jika bantalan diletakkan di atas balutan basah.
d. Menyambungkan bantalan ke stop kontak listrik.
e. Mengatur pengontrol suhu pada suhu yang tepat.
f. Setelah bantalan dipanaskan, meletakkan bantalan di atas bagian tubuh yang memerlukan bantalan tersebut.
g. Menggunakan ikatan basa, bukan peniti.

K. Kompres Menggunakan Kemasan Pemanas Disposable
1. Persiapan alat
Satu atau dua buah kemasan pemanas disposable yang telah dipersiapkan secara komersial.
2. Prosedur kerja
a. Masukkan ke microwave, pukul-pukul, peras atau remas kemasan sesuai dengan petunjuk pabrik.
b. Perhatikan instruksi pabrik mengenai lama waktu produksi panas.

L. Kompres Hangat Menggunakan Handuk/Kain/Wash Lap
1. Persiapan alat
a. Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46°C).
b. Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai.
c. Kasa perban atau kain segitiga.
d. Pengalas.
e. Sarung tangan.
f. Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%).
g. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan.
h. Pinset anatomi 2 buah.
i. Korentang.
2. Prosedur kerja
a. Dekatkan alat-alat kedekat klien.
b. Perhatikan privacy klien.
c. Cuci tangan.
d. Atur posisi klien yang nyaman.
e. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres.
f. Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong.
g. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
h. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres.
i. Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. Selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga.
j. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit.
k. Lepaskan sarung tangan.
l. Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman.
m. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali.
n. Cuci tangan.
o. Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Suhu kompres di pertahankan tetap hangat cairan jangan terlalu panas.
b. Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang, lapisi kantong dengan kain flanel atau handuk.
c. Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak diperlukan.
d. Kain kasa harus diganti pada waktunya.
e. Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit penderita.
f. Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres untuk kompres hangat pada luka terbuka peralatan harus steril.
g. Pada luka tertutup seperti memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.
h. Kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit kepala.
i. Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami radang/infeksi usus buntu.

M. Kompres Panas kering Menggunakan Buli-buli Panas
1. Persiapan alat
a. Buli-buli panas dan sarungnya.
b. Termos berisi air panas.
c. Termometer air panas.
d. Lap kerja.
2. Prosedur
a. Persiapan alat.
b. Cuci tangan.
c. Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara: mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc).
d. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar. Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli. Kemudian penutup  buli-buli di tutup dengan rapat/benar.
e. Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli.
f. Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien.
g. Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan.
h. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.
i. Ganti buli-buli panas setelah 30 menit dipasang dengn air panas lagi, sesuai yang di kehendaki.
j. Bereskan alat alat bila sudah selesai.
k. Cuci tangan
l. Dokumentasikan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan.
b. Pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas atau ke samping.
c. Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping.
d. Buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar