TEORI REVA RUBIN
1. Teori Reva Rubin
Teori Reva Rubin membahas tentang
pencapaian peran sebagai seorang ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita
memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan
demikian, wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan dialaminya
kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang dialaminya seperti perubahan-perubahan
psikologis dalam kehamilan hingga setelah persalinan.
Perubahan yang umum terjadi pada waktu hamil:
a. Cenderung tergantung dan membutuhkan peran lebih untuk berperan
sebagai calon ibu.
b. Mampu memperhatikan perkembangan janinnya.
c. Membutuhkan sosialisasi
3. Tahap-tahap Psikologis
Tahap-tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai
perannya:
a. Anticipatory stage
Seorang
ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang
lain.
b. Honeymoon stage
Ibu
mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu stage
Ibu
akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu
memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri
perannya.
d. Disengagement
Merupakan
tahap penyelesaian latihan peran sudah berakhir.
4. Identitas Ibu Dicapai dengan Suatu Proses dari Aktivitas Taking
On, Taking In, dan Letting Go
Identitas ibu dicapai dengan suatu proses:
a. Aktivitas Taking On: Mimicry/meniru dan bermail peran/role play
1. Mimicry adalah meniru perbuatan/sikap orang lain yang menjadi
role model baginya (misal: wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari
berbagai sumber tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (misal: apa yang
akan terjadi dan bagaimana rasanya melahirkan, apa yang dilakukan orang lain
selama melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah lahir),
yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
2. Role play, si calon ibu akan berbuat sesuatu yang nantinya akan
diterapkannya untuk diri sendiri. Misalnya mencoba menggendong bayi temannya,
menyuapi, mengganti popok/celana bayi. Dapat pula si wanita hanya
membayangkannya saja tentang bagaimana akan merawat bayinya nanti. Aktivitas
taking on in ini membantu wanita memahami bagaimana seorang yang hamil, atau
ibu seorang bayi berperilaku.
b. Aktivitas Taking In: Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
a. Dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti.
Misalnya:akan seperti apa nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan
ke bayinya, hubungannya dengan seuami dan anggota keluarga lain setelah
persalinan. Fantasi ini memungkinkan si wanita mengembangkan pemahaman tentang
bagaimana ia akan berperilaku.
b. Introjections, projection, dan rejection merupakan proses aktif
dimana wanita membandingkan model yang ada dengan sudut pandangnya sendiri dan
mengambil keputusan tentang adopsi atau rejeksi suatu model. Contoh: belajar
cara memandikan bayi teman (meniru), namun saat mempunyai bayi sendiri ia akan
mengembangkan sendiri cara memandikan bayi berdasarkan yang dia pelajari dari
RS atau buku/media lain.
c. Aktivitas Letting go: Grief-work
Mereview,
mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri sebelumnya dan
melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan lagi dilakukan.
Pengalaman hubungan interpersonal dan situasi yang berkaitan dengan diri yang
lalu dapat actual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal
ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya dengan “mantan
dirinya”.
Ketiga
tahap ini terjadi pada saat adaptasi psikososial pada masa postpartum.
5. Adaptasi Psikososial Postpartum
Periode postpartum menyebabkan stress emosional terhadap
ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat
melahirkan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan masa transisi menjadi orang
tua:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan pengalaman saat melahirkan terhadap harapan.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
d. Pengaruh budaya.
6. Periode Adaptasi Psikososial pada Waktu Postpartum
Periode Adaptasi Psikososial pada waktu Postpartum:
a. Periode Taking In (1-2 hari setelah Melahirkan)
1. Umumnya ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.
2. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan bentuk
tubuhnya.
3. Ibu mungkin akan mengulangi pengalaman ketika bersalin dan
melahirkan.
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan
tubuh ke kondisi normal.
5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian
kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b. Periode Taking Hold (2-4 hari setelah Melahirkan)
1. Pada tahap ini ibu memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua
yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi diantaranya dengan
berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan perawatan bayi.
2. Berkonsenterasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAK, BAB,
kekuatan dan ketahanan tubuhnya
3. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan yang
bersifat pribadi.
4. Ibu berusaha untuk
menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan,
dan mengganti popok
c. Periode Letting Go (setelah ibu pulang ke rumah)
1. Sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan
oleh keluarga.
2. Ibu bertanggung jawab terhadap perawatan dengan dan
beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung dan menyebabkan
kekurangan hak ibu, kebebasan, dan hubungan sosial.
3. Periode ini umumnya depresi post
partum terjadi disebabkan oleh pengalaman waktu hamil yang bermasalah, proses
persalinan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi dan membesarkan anak.
d. Depresi Postpartum
1. Banyak ibu mengalami perasaan “let-down” setelah melahirkan,
sehubungan dengan seriusnya pengalaman melahirkan dan keraguan akan kemampuan
untuk mengatasi masalah secara efektif dalam membesarkan anak.
2. Umumnya depresi ini tingkat sedang dan mudah berubah, dimulai
2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi 2 pekan kemudian.
3. Jarang depresi sedang menjadi psikologis postpartum atau menjadi
patologis
7. Arti dan Efek Kehamilan pada Pasangan
Arti dan efek kehamilan pada pasangan:
1. Pasangan
merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan) bulan sampai
dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
2. Lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial
selama wanita hamil.
3. Anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari
tiga macam perbedaan:
a. Hubungan ibu
dengan pasangan
b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c. Hubungan ibu dengan individu yang unik dan unik
4. Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri
5. Tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam
kehamilan:
a. Percaya bahwa ia hamil dan
berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
b. Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran
janin
c. Penyelesaiaan dan identifikasi
kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga
6. Reaksi yang umum pada kehamilan:
a. Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
b. Trimester dua: perasaan lebih nyaman,
meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tumbuh kembang janin, menjadi pasif,
narsistik, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
c. Trimester tiga: berperasaan aneh,
semberono, terlihat jelek, menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman
masa kecil.
Dalam penelitiannya dan
observasinya lebih dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu
selama kehamilan adalah:
a. Meyakinkan adanya keamanan
bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan.
b. Meyakinkan adanya
penerimaaan social bagi diri dan bayinya.
c. Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam konstruksi dari image
dan identitas dari saya dan anda.
d. Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan
menerima.
Tugas atau tujuan
dari aktifitas selama hamil, bersalin dan puerpurium digambarkan lebih ringkas
oleh Josten (1981) sebagai berikut:
a. Memastikan kesejahteraan fisik untuk dirinya dan bayinya.
b. Penerimaan social untuk dirinya dan bayinya oleh orang-orang
berarti bagi mereka.
c. Keterikatan kepada si bayi.
d. Pemahaman dan kerumitan menjadi seorang ibu
Bila tugas
tersebut tidak dipenuhi maka dapat menjadi indikator bahwa si ibu tidak
mengharapkan (mengabaikan) bayinya. Bidan dapat mengembangkan pengkajiannya
untuk mengidentifikasi adanya maslah tersebut sehingga dapat membantu ibu hamil
dalam memenuhi tugas-tugas tersebut. Misalnya untuk tugan no 2 bidan akan
menanyakan kepada klien: bagaimana perasaan suami terhadap kehamilannya,
bagaimana perasaan kedua orang tuanya, apakah ibu dan suaminya sering
membicarakan tentang bayinya, dsb.
8. Aspek-aspek yang Diidentifikasi dalam Peran Ibu
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang
idaman, gambaran diri, dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan
wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya,
sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan untuk menggambarkan perubahan fisik
yang tejadi selama kehamilan.
a. Ideal images: di dalamnya menyangkut hal-hal, kegiatan yang
berkaitan dengan bagaimana seharusnya menjadi
seorang ibu.
b. Self Images: digunakan tentang keadaan dirinya. Hal ini
terjadi ketika seorang ibu melihat dirinya terkait dengan peran ibu yang akan
dilakukan (“siapakah
aku?”). Gambaran diri seorang
wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagaian dari
pengalaman dirinya.
c. Body Images: gambaran tubuh berhubungan perubahan fisik
dan perubahan–perubahan
spesifik lainnya. Dan perubahan-perubahan
spesifik lainnya yang terjadi selama kehamilan dan masa setelah melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwandani,Dwana.2008.Konsep
Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya .
Purwandani,Atik.2008.Konsep
kebidanan & Profesionalisme.Jakarta:EGC.
WordPress.Com/2009/01/12
Teori-teori yang mempelajari model kebidanan.
Blogspot.Com/Com/2011/01/01
Teori Reva Rubin.htm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar