Rabu, 13 Mei 2015

Teori Reva Rubin

 TEORI REVA RUBIN

1.   Teori Reva Rubin
Teori Reva Rubin membahas tentang pencapaian peran sebagai seorang ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan dialaminya kelak, sehingga ia mampu beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang dialaminya seperti perubahan-perubahan psikologis dalam kehamilan hingga setelah persalinan.

 2.  Perubahan Umum pada Perempuan Hamil
Perubahan yang umum terjadi pada waktu hamil:
a. Cenderung tergantung dan membutuhkan peran lebih untuk berperan sebagai calon ibu.
b. Mampu memperhatikan perkembangan janinnya.
c. Membutuhkan sosialisasi

 3.  Tahap-tahap Psikologis
Tahap-tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya:
a. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri perannya.
d. Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian latihan peran sudah berakhir.

 4.  Identitas Ibu Dicapai dengan Suatu Proses dari Aktivitas Taking On, Taking In, dan Letting Go
Identitas ibu dicapai dengan suatu proses:
a. Aktivitas Taking On: Mimicry/meniru dan bermail peran/role play
1. Mimicry adalah meniru perbuatan/sikap orang lain yang menjadi role model baginya (misal: wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (misal: apa yang akan terjadi dan bagaimana rasanya melahirkan, apa yang dilakukan orang lain selama melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah lahir), yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
2. Role play, si calon ibu akan berbuat sesuatu yang nantinya akan diterapkannya untuk diri sendiri. Misalnya mencoba menggendong bayi temannya, menyuapi, mengganti popok/celana bayi. Dapat pula si wanita hanya membayangkannya saja tentang bagaimana akan merawat bayinya nanti. Aktivitas taking on in ini membantu wanita memahami bagaimana seorang yang hamil, atau ibu seorang bayi berperilaku.
b. Aktivitas Taking In: Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi
a. Dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya:akan seperti apa nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan ke bayinya, hubungannya dengan seuami dan anggota keluarga lain setelah persalinan. Fantasi ini memungkinkan si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ia akan berperilaku.
b. Introjections, projection, dan rejection merupakan proses aktif dimana wanita membandingkan model yang ada dengan sudut pandangnya sendiri dan mengambil keputusan tentang adopsi atau rejeksi suatu model. Contoh: belajar cara memandikan bayi teman (meniru), namun saat mempunyai bayi sendiri ia akan mengembangkan sendiri cara memandikan bayi berdasarkan yang dia pelajari dari RS atau buku/media lain. 
c. Aktivitas Letting go: Grief-work
Mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri sebelumnya dan melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan lagi dilakukan. Pengalaman hubungan interpersonal dan situasi yang berkaitan dengan diri yang lalu dapat actual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya dengan “mantan dirinya”.
Ketiga tahap ini terjadi pada saat adaptasi psikososial pada masa postpartum.

 5.  Adaptasi Psikososial Postpartum
Periode postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat melahirkan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan masa transisi menjadi orang tua:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan pengalaman saat melahirkan terhadap harapan.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
d. Pengaruh budaya.

  6.  Periode Adaptasi Psikososial pada Waktu Postpartum
Periode Adaptasi Psikososial pada waktu Postpartum:
a. Periode Taking In (1-2 hari setelah Melahirkan)
1. Umumnya ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.
2. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan bentuk tubuhnya.
3. Ibu mungkin akan mengulangi pengalaman ketika bersalin dan melahirkan.
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal.
5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b. Periode Taking Hold (2-4 hari setelah Melahirkan)
1. Pada tahap ini ibu memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi diantaranya dengan berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan perawatan bayi.
2. Berkonsenterasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAK, BAB, kekuatan dan ketahanan tubuhnya
3. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan yang bersifat pribadi.
4. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan, dan mengganti popok
c. Periode Letting Go (setelah ibu pulang ke rumah)
1. Sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
2. Ibu bertanggung jawab terhadap perawatan  dengan dan beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung dan menyebabkan kekurangan hak ibu, kebebasan, dan hubungan sosial.
3. Periode ini umumnya depresi post partum terjadi disebabkan oleh pengalaman waktu hamil yang bermasalah, proses persalinan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi dan membesarkan anak.
d. Depresi Postpartum
1. Banyak ibu mengalami perasaan “let-down” setelah melahirkan, sehubungan dengan seriusnya pengalaman melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi masalah secara efektif dalam membesarkan anak.
2. Umumnya depresi ini tingkat sedang dan mudah berubah, dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi 2 pekan kemudian.
3. Jarang depresi sedang menjadi psikologis postpartum atau menjadi patologis

 7.  Arti dan Efek Kehamilan pada Pasangan
Arti dan efek kehamilan pada pasangan:
1.   Pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan) bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
2.   Lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.
3.   Anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:
a.   Hubungan ibu dengan pasangan
b.   Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c.   Hubungan ibu dengan individu yang unik dan unik
4.   Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri      
5.   Tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:
a.   Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
b.   Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
c.   Penyelesaiaan dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga
6.   Reaksi yang umum pada kehamilan:
a.   Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
b.   Trimester dua: perasaan lebih nyaman, meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tumbuh kembang janin, menjadi pasif, narsistik, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
c.   Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, terlihat jelek, menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.

Dalam penelitiannya dan observasinya lebih dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu selama kehamilan adalah:
a. Meyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan.
b. Meyakinkan adanya penerimaaan social bagi diri dan bayinya.
c. Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam konstruksi dari image dan identitas dari saya dan anda.
d. Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima.

Tugas atau tujuan dari aktifitas selama hamil, bersalin dan puerpurium digambarkan lebih ringkas oleh Josten (1981) sebagai berikut:
a. Memastikan kesejahteraan fisik untuk dirinya dan bayinya.
b. Penerimaan social untuk dirinya dan bayinya oleh orang-orang berarti bagi mereka.
c. Keterikatan kepada si bayi.
d. Pemahaman dan kerumitan menjadi seorang ibu

Bila tugas tersebut tidak dipenuhi maka dapat menjadi indikator bahwa si ibu tidak mengharapkan (mengabaikan) bayinya. Bidan dapat mengembangkan pengkajiannya untuk mengidentifikasi adanya maslah tersebut sehingga dapat membantu ibu hamil dalam memenuhi tugas-tugas tersebut. Misalnya untuk tugan no 2 bidan akan menanyakan kepada klien: bagaimana perasaan suami terhadap kehamilannya, bagaimana perasaan kedua orang tuanya, apakah ibu dan suaminya sering membicarakan tentang bayinya, dsb.

8.  Aspek-aspek yang Diidentifikasi dalam Peran Ibu
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri, dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan untuk menggambarkan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
a. Ideal images: di dalamnya menyangkut hal-hal, kegiatan yang berkaitan dengan      bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
b. Self Images:  digunakan tentang keadaan dirinya. Hal ini terjadi ketika seorang ibu melihat dirinya terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan (siapakah aku?). Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagaian dari pengalaman dirinya.
c. Body Images:  gambaran tubuh berhubungan perubahan fisik dan perubahanperubahan spesifik lainnya. Dan perubahan-perubahan spesifik lainnya yang terjadi selama kehamilan dan masa setelah melahirkan. 

DAFTAR PUSTAKA

Estiwandani,Dwana.2008.Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya .
Purwandani,Atik.2008.Konsep kebidanan & Profesionalisme.Jakarta:EGC.
WordPress.Com/2009/01/12 Teori-teori yang mempelajari model kebidanan.
Blogspot.Com/Com/2011/01/01 Teori Reva Rubin.htm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar