Senin, 08 Juni 2015

Preeklampsia Ringan

PREEKLAMPSIA RINGAN

A.    Pengertian Preeklampsia
-        Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam  triwulan ke-3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa (Ilmu kebidanan, 2008).
-      Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari hipertensi, proteinuria dan edema, ibu tersebut tidak menunjukan tanda- tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (Muchtar R., 1998).

B.     Pengertian Preeklampsia Ringan
-      Preeklampsia ringan adalah tekanan darah siastolik dan diastolik 90-40 mmHg dengan 2 pengukuran bergerak 4 jam pada kehamilan > 20 minggu.
-     Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan  edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak UI Jakarta, 1998).

C.     Etiologi
Penyebab preeklampsia secara pasti belum di ketahui. Teori yang banyak di kemukakan sebagai penyebabnya adalah iskemia plasenta atau kurangnya sirkulasi O2 ke plasenta. Faktor predisposisi atau terjadinya preeklamsia, antara   lain:
1.      Usia ekstrim (35 tahun)
Resiko terjadinya Preeklampsia meningkat seiring dengan peningkatan usia (peningkatan resiko 1,3 per 5 tahun peningkatan usia) dan dengan interval antar kehamilan (1,5 per 5 tahun interval antara kehamilan pertama dan kedua). Resiko terjadinya Preeklampsia pada wanita usia belasan terutama adalah karena lebih singkatnya. Sedang pada wanita usia lanjut terutama karena makin tua usia makin berkurang kemampuannya dalam mengatasi terjadinya respon inflamasi sistemik dan stress regangan hemodinamik.
2.      Riwayat Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya memberikan resiko sebesar 13,1 % untuk terjadinya Preeklampsia pada kehamilan kedua dengan partner yang sama.
3.      Riwayat keluarga yang mengalami preeclampsia
Preeklampsia memiliki kecenderungan untuk diturunkan secara familial.
4.      Penyakit yang mendasari yaitu:
a.       Hipertensi kronis dan penyakit ginjal.
b.      Obesitas, resistensi insulin dan diabetes.
c.      Gangguan thrombofilik.
d.  Faktor eksogen: merokok, stress, tekanan psikososial yang berhubungan dengan pekerjaan, latihan fisik,Infeksi saluran kemih.

D.    Klasifikasi
Preeklampsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1.      Preeklampsia ringan
Ciri-ciri preeklampsia ringan, yaitu:
a.     Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring telentang, atau kenaikan sistol 30  mmHg atau lebih cara pengukuran sekurang-urangnnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b.      Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kehamilan berat badan 1 kg lebih atau lebih perminggu.
c.    Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter:  kwalitatif 1+ atau 2+ pada urun kater atau midstream.
2.      Preeklampsia berat
Ciri-ciri preeklampsia ringan, yaitu:
a.       Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih.
b.      Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.
c.       Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.
d.      Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di pigastrium.
e.       Terdapat edema paru dan  sisanosis.
3.      Eklampsia
Ciri-ciri eklampsia, yaitu:
a.       Kejang
b.      Tekanan darah >90 mmHg
c.       Proteinuria 20 minggu
d.      Koma, dan gejala lainnya hampir sama dengan preeclampsia berat
E.     Patofisiologi
Preeklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena   itu, sebagian besar pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak banyak berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh.

F.      Gambaran Klinik
1.      Gejala Subjektif
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri  di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah karena perdarahan subkapsuer spasme areriol. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.
2.      Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, perdarahan otak.

G.    Pengobatan untuk Preeklampsia
1.      Istirahat total (bed-rest)
Menyarankan untuk berbaring pada sisi kiri saat beristirahat.hal ini akan meningkatkan aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah besar.
2.      Pemeriksaan hamil
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ketempat pemeriksaan dan sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran. Tujuan kunjungan adalah deteksi dini sehingga tidak perlu dirawat dan kondisi ibu-anak baik pada akhirnya.
3.      Mengurangi makan garam apabila berat badan bertambah atau edema.
4.      Minum 8 gelas air per hari
5. Mencegah kenaikan peningkatan tekanan darah (berlanjut menjadi pre eklampsi berat),dengan memberikan obat Nefidipin 1 tablet sublingual 500 ml grm  Sedativa ringan: Phenobarbital 3 x30mg.

H.    Cara Pencegahan
Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia. Ada faktor-faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol, ada juga yang tidak. Ikuti instruksi dokter mengenai diet dan olahraga diantaranya:
1.      Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada makanan anda.
2.      Minum 6-8 gelas air sehari.
3.      Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood.
4.      Olahraga yang cukup Angkat kaki beberapa kali dalam sehari.
5.      Hindari minum alkohol
6.  Hindari minuman yang mengandung kafein Dokter mungkin akan menyarankan untuk minum obat dan makan suplemen tambahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar