Senin, 08 Juni 2015

Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

 IUFD (INTRA UTERINE FETAL DEATH)

A.    Pengertian IUFD
-     IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998).
-     IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005) Intra Uterine Fetal Death ( IUFD) adalah terjadinya kematian janin ketika masih berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih.

B.     Klasifikasi
Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1.      Golongan I: kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20 minggu penuh.
2.      Golongan II: kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu.
3.      Golongan III: kematian sesudah masa kehamilan >28 minggu (late fetal death).
4.      Golongan IV: kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas.

C.     Patofisiologi
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IFUD) karena beberapa faktor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Serta anemia, karena anemia disebabkan kekurangan Fe maka dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ-organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan janin.

D.    Patologi
Janin yang meninggal intra uterin biasanya lahir dalam kondisi maserasi. Kulitnya mengelupas dan terdapat bintik-bintik merah kecoklatan oleh karena absorbsi pigmen darah. Seluruh tubuhnya lemah atau lunak dan tidak bertekstur. Tulang kranialnya sudah longgar dan dapat digerakkan dengan sangat mudah satu dengan yang lainnya. Cairan amnion dan cairan yang ada dalam rongga mengandung pigmen darah. Maserasi dapat terjadi cepat dan meningkat dalam waktu 24 jam dari kematian janin. Dengan kata lain, patologi yang terjadi pada IUFD dapat terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:
1.   Rigor mortis (tegang mati): berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian janin menjadi lemas sekali.
2.      Stadium maserasi: timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh-lepuh ini mula-mula berisi cairan jernih kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam setelah janin mati.
3.     Stadium maserasi II: lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat. Terjadi setelah 48 jam janin mati.
4.   Stadium maserasi III: terjadi kira-kira 3 minggu setelah janin mati. Badan janin sangat lemas dan hubungan antar tulang sangat longgar. Terdapat edema di bawah kulit.

E.     Manifestai Klinik
1.      DJJ tidak terdengar.
2.      Uterus tidak membesar, fundus uteri turun.
3.      Pergerakan anak tidak teraba lagi.
4.      Palpasi anak tidak jelas.
5.      Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari.
6.      Pada rongen dapat dilihat adanya:
a.       Tulang-tulang tengkorak tutup menutupi.
b.      Tulang punggung janin sangat melengkung.
c.       Hiperekstensi kepala tulang leher janin.
d.      Ada gelembung-gelembung gas pada badan janin.
e.       Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.

F.      Faktor Resiko
1.      Status sosial ekonomi rendah.
2.      Tingkat pendidikan Ibu yang rendah.
3.      Usia Ibu > 30 tahun atau < 20 tahun
4.      Partus pertama dan partus kelima atau lebih.
5.      Kehamilan tanpa pengawasan antenatal.
6.      Kehamilan tenpa riwayat pengawasan kesehatan Ibu yang inadekuat.
7.      Riwayat kehamilan dengan komplikasi medic atau Obstetrik.
8.      Faktor ibu (high risk mothers).
a.       Tinggi dan BB ibu tidak proporsional.
b.      Kehamilan di luar perkawinan.
c.       Ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan.
d.   Ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati.
e.       Riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu.
9.      Faktor Bayi (high risk infants).
a.       Bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital.
b.      Bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation).
c.       Bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social
10.  Faktor yang berhubungan dengan kehamilan.
a.       Abrupsio plasenta
b.      Plasenta previa
c.       Preeklamsi/eklamsi
d.      Polihidramnion
e.       Inkompatibilitas golongan darah
f.       Kehamilan lama
g.      Kehamilan ganda
h.      Infeksi
i.        Diabetes

j.        Genitourinaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar